Budaya patriarki yang mengakar kuat di ruang-ruang kebudayaan selama berabad-abad berusaha meyakinkan kita bahwa laki-laki merupakan varian gender yang superior di hampir seluruh aspek kehidupan, termasuk soal kepemimpinan. Laki-laki adalah gender yang mengemban tugas naluriah untuk memimpin. Sementara gender yang satu lagi, perempuan, adalah gender yang inferior hampir dalam seluruh aspek kehidupan, dan mengemban tugas naluriah untuk menjadi yang dipimpin.
Namun demikian, berbagai penelitian justru menemukan fakta yang sebaliknya. Di artikel ini, kami telah merangkum beberapa fakta seputar keunggulan perempuan dibanding laki-laki dalam aspek kepemimpinan, antara lain:
Menurut penelitian Leadership Circle yang dilakukan tahun 2022, perempuan mendapatkan skor yang lebih tinggi dalam kemampuan untuk membangun hubungan yang erat dengan orang lain.
Kemampuan ini sangat berguna untuk membangun harmoni di dalam tim, yang kemudian dapat berdampak pada meningkatnya motivasi kerja dan loyalitas pada perusahaan. Harmoni di dalam tim juga dapat meminimalisir terjadinya konflik yang dapat menurunkan performa tim dan mengurangi produktivitas.
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, penelitian yang dilakukan KPMG tahun 2023 menunjukkan bahwa pemimpin perempuan memberikan perhatian tinggi pada kesejahteraan diri. Baik kesejahteraan dirinya sendiri, maupun kesejahteraan tim yang dipimpinnya.
Kelebihan ini membuat pemimpin perempuan lebih andal dalam menciptakan budaya kerja yang sehat dan seimbang. Penentuan waktu kerja dan pemberian beban kerja kepada tim akan mempertimbangkan kesejahteraan diri setiap orang, menghindari risiko kerja berlebihan (overwork) sekaligus menjaga kesehatan mental.
Berdasarkan laporan dari McKinsey tahun 2022, ditemukan fakta bahwa perusahaan yang dipimpin oleh perempuan memiliki inklusivitas yang lebih tinggi. Pemimpin perempuan memiliki kemauan lebih untuk mempekerjakan orang-orang dari beragam latar belakang budaya, gender, jenis kelamin, bahkan status ekonomi. Pendekatan yang inklusif ini menghasilkan lingkungan kerja yang, selain lebih beragam, juga lebih setara.
Pandemi tahun 2020 meninggalkan dampak besar bagi dunia kerja dengan memperkenalkan konsep kerja dari rumah (work from home) yang dalam penerapannya ternyata bisa sama efektif dengan bekerja dari kantor (work from office).
Dalam laporan McKinsey tahun 2023, didapatkan fakta bahwa 83% perempuan lebih menyenangi fleksibilitas yang disediakan oleh kerja dari rumah. Dengan kata lain, pemimpin perempuan dengan preferensi yang sama juga akan menyediakan fleksibilitas tersebut untuk orang-orang yang dipimpinnya.
Seperti telah dijabarkan, berbagai penelitian telah membuktikan bahwa perempuan adalah pemimpin yang “lebih baik” dari laki-laki. Tentu, penyajian fakta-fakta di atas bukan merupakan upaya untuk merendahkan laki-laki atau memperdalam disparitas gender. Justru, dengan memahami kelebihan-kelebihan perempuan dibanding laki-laki, kita akan semakin dekat dengan tatanan sosial yang lebih harmonis dan setara.
0 Comments